Sumbawa – Mahasiswa Program Studi Sosiologi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) kembali melaksanakan kegiatan praktikum sebagai bagian dari proses pembelajaran lapangan. Praktikum ke-2 ini merupakan bagian dari mata kuliah Jejaring Sosial dan NGO yang diampu oleh Fahrunnisa, S.Sos., M.Si, dengan fokus pada pengamatan aktivitas Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumbawa di tingkat desa.
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada hari Rabu (13/6). Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa melakukan wawancara langsung dengan Sulastry, selaku Kepala Seksi Pelayanan Kantor Desa Pelat, untuk mendalami pengalaman dan dampak kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh LPA Sumbawa di desa tersebut.
Wawancara difokuskan pada sejumlah aspek penting seperti program-program perlindungan anak yang telah dijalankan, bentuk kolaborasi dengan berbagai pihak, manfaat yang dirasakan masyarakat, serta hambatan yang ditemui selama pelaksanaan. Sulastry menjelaskan bahwa program LPA Sumbawa mencakup berbagai kegiatan seperti pembentukan Forum Anak Desa Pelat, pelatihan Training of Trainers (TOT), Boat Desa Pedi Tode, hingga sosialisasi Undang-Undang Perlindungan Anak. Kegiatan tersebut turut melibatkan masyarakat, perangkat desa, kader lokal, serta Dinas Sosial, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak anak.
Namun demikian, Sulastry juga memaparkan adanya tan-tangan yang dihadapi, salah satunya adalah rendahnya tingkat partisipasi masyarakat, yang menjadi hambatan dalam keberlanjutan program. Hal ini memberikan gambaran nyata kepada mahasiswa mengenai dinamika pelaksanaan program oleh NGO di lingkungan pedesaan.
Fahrunnisa, S.Sos., M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah. Ia menegaskan pentingnya pengalaman lapangan untuk memperkuat pemahaman teoritis mahasiswa. “Praktikum ini bukan sekadar melatih kemampuan wawancara, tetapi juga mempertemukan mahasiswa dengan realitas kerja NGO dan jejaring sosial di tingkat akar rumput. Saya berharap mahasiswa dapat melihat langsung tan-tangan dan peluang yang ada di masyarakat serta memetik pelajaran penting dalam membangun kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa memperoleh pemahaman praktis yang sangat berharga mengenai penerapan konsep jejaring sosial serta tan-tangan operasional organisasi non-pemerintah seperti LPA Sumbawa. Kolaborasi antara NGO, pemerintah desa, dan masyarakat menjadi titik penting yang disoroti dalam praktik nyata.
Sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan ini, para mahasiswa merekomendasikan agar kegiatan praktikum selanjutnya tetap melibatkan pemangku kepentingan lokal guna mendapatkan perspektif yang lebih menyeluruh. Selain itu, perlu upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan penguatan sumber daya lokal agar program-program perlindungan anak di Desa Pelat semakin efektif dan berkelanjutan.

