Kamis (16/05), telah diselenggarakan gelar diskusi publik yang membahas peran organisasi non-pemerintahan (NGO) dalam mendukung Program Kelompok Kerja Perumahan, Pemukiman, Air Minum, dan Sanitasi (POKJA PPAS) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Diskusi yang bertajuk “Peran NGO dalam Program POKJA PPAS Provinsi NTB” ini dipandu oleh dua pemateri yang ahli di bidangnya.
Pemateri pertama, Fahrunnisa, S.Sos., M.Si., yang merupakan seorang dosen program Studi Sosiologi Universitas Teknologi Sumbawa menjelaskan bahwa NGO adalah organisasi non-pemerintahan yang berkomitmen untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM). Sejarah NGO dimulai pada tahun 1863 dengan organisasi Palang Merah Internasional (ICRC). Seiring berjalannya waktu, NGO telah berkembang menjadi berbagai organisasi seperti Save The Children Find, Oxfam, dan PBB yang fokus pada isu-isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Di Indonesia, NGO mulai berkembang sejak tahun 1912 dengan berbagai organisasi yang memajukan pendidikan, kesejahteraan, dan advokasi HAM.
Pemateri kedua, Windalia Apriani Fitri, SKM., MPH., menjelaskan bahwa POKJA PPAS merupakan program unggulan pemerintah Provinsi NTB yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah yang layak dan terjangkau, pemukiman yang aman, sehat, dan berkelanjutan, serta akses layanan air minum dan sanitasi. Program ini membutuhkan koordinasi antar sektor dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pengendalian kegiatan. Beberapa NGO yang mendukung Program POKJA PPAS NTB antara lain Plan Indonesia, Madani Indonesia, Mitra Samya, PKBI, Transform, dan Baznas dengan program-program yang berfokus pada kesehatan, sanitasi, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Diskusi yang diinisiasi oleh lembaga Tangga Pengetahuan bersama prodi Sosiologi UTS tersebut juga membahas bentuk dukungan NGO terhadap POKJA PPAS, seperti pelatihan tenaga kesehatan, siswa, kader, masyarakat, dan kelompok disabilitas, peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan, monitoring, evaluasi, dan pendampingan. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai peran NGO dalam mendukung program-program pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi NTB.
Lebih Jauh Nisa juga menyampaikan kepada mahasiswa Sosiologi UTS bahwa mereka memiliki potensi besar untuk terlibat dalam berbagai program dan kegiatan NGO yang bertujuan untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM), pembangunan berkelanjutan, advokasi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dalam bidang sosiologi, mahasiswa lulusan UTS dapat membawa pemahaman mendalam tentang struktur sosial, perubahan sosial, dan dinamika masyarakat yang sangat dibutuhkan dalam kerja-kerja NGO.
Selain itu, melalui kolaborasi antara NGO dan Universitas Teknologi Sumbawa, mahasiswa lulusan Sosiologi dapat terlibat dalam program capacity building, pelatihan, penelitian, dan advokasi yang dapat memberikan pengalaman berharga serta kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama masa studi. Dengan demikian, mahasiswa lulusan Sosiologi UTS dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa lulusan Sosiologi UTS untuk turut serta berperan aktif dalam mendukung program-program NGO, termasuk Program POKJA PPAS di Provinsi NTB. Dengan semangat kolaborasi dan dedikasi, mahasiswa lulusan Sosiologi UTS memiliki potensi besar untuk menciptakan dampak positif dalam pembangunan masyarakat dan lingkungan di Indonesia.